Perang Hamas-Israel Bakal Dorong Aliran Investasi ke Sini

Berita37 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Kisruh perang Hamas dengan Israel kemungkinan akan mendorong perpindahan uang ke aset-aset safe-haven seraya investor mencermati peristiwa di Timur Tengah untuk mengukur risiko geopolitik terhadap pasar.

Seperti diberitakan sebelumnya, orang-orang bersenjata dari kelompok Hamas memasuki Israel dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Sabtu waktu setempat. Negara-negara Barat, dipimpin oleh Amerika Serikat, mengecam serangan tersebut dan berjanji memberikan dukungan kepada Israel.

Menurut para analis, meningkatnya risiko geopolitik dapat mendorong pembelian aset-aset seperti emas dan dolar, dan berpotensi meningkatkan permintaan surat utang AS, yang telah dijual secara agresif.

“Ini adalah contoh bagus mengapa masyarakat membutuhkan emas dalam portofolio mereka. Ini adalah lindung nilai yang sempurna terhadap gejolak internasional,” kata Peter Cardillo, kepala ekonom pasar di Spartan Capital Securities kepada Reuters, dikutip Senin (9/10/2023).

Di samping itu, ia memperkirakan dolar juga akan mendapat keuntungan.

“Setiap kali terjadi gejolak internasional, dolar menguat,” kata Cardillo.

Pasar telah memberikan reaksi dalam beberapa pekan terakhir terhadap ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Imbal hasil obligasi melonjak sementara dolar AS terus menguat, sedangkan saham-saham mengalami penurunan tajam pada kuartal ketiga tetapi stabil pada minggu lalu.

“Tampaknya Wall Street mempunyai risiko geopolitik baru setelah Israel menyatakan perang dengan Hamas,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda di New York.

Meskipun ia mengatakan dampak langsung terhadap pasar keuangan tampaknya terbatas pada arus safe-haven.

Adapun para analis fokus pada dampak terhadap harga energi ketika mereka mencoba menilai dampak berkelanjutannya.

Baca Juga  Ashanty Akui Sempat Mau Cerai dengan Anang Hermansyah Usai Diterpa Masalah Ekonomi: Gue Salah Banget

“Apakah ini merupakan momen pasar yang besar atau tidak, tergantung pada berapa lama hal ini berlangsung dan apakah pihak lain ikut terseret ke dalam konflik tersebut,” kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management, mengenai situasi di Israel.

Jacobsen mempertanyakan seberapa besar dampaknya terhadap harga minyak meskipun Iran telah meningkatkan produksinya.

Sementara itu, serangan Hamas secara terbuka dipuji oleh Iran dan Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon.

“Produksi minyak Iran telah meningkat, namun kemajuan apa pun yang mereka capai di balik layar dengan AS akan sangat dirusak oleh Iran yang merayakan tindakan Hamas,” kata Jacobsen,

Dia menambahkan, kemungkinan kehilangan produksi memang penting, namun hal ini tidak akan terjadi.

“Yang paling penting adalah melihat bagaimana reaksi Arab Saudi,” kata Jacobsen.

Untuk diketahui, Washington telah berusaha mencapai kesepakatan yang akan menormalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.

David Kotok, ketua dan kepala investasi di Cumberland Advisors di Sarasota, Florida, mengatakan bahwa situasi ini memprihatinkan karena Amerika Serikat sedang lemah lantaran disfungsi di Washington. Partai Republik sedang mencari pengganti Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy yang digulingkan.

Sementara itu, perselisihan atas anggaran negeri Paman Sam itu akan segera terjadi.

“Saya sangat khawatir dengan situasi yang lebih eksplosif yang memerlukan tekad dan kemampuan pertahanan AS yang sedang dirugikan [oleh situasi di Washington],” kata Kotok.

[Gambas:Video CNBC]

(mkh/mkh)


Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *