Jakarta, CNBC Indonesia – Emiten pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) mencatatkan nilai pembiayaan baru mencapai Rp14,5 triliun per September 2023 atau meningkat 5,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 (yoy).
Adapun pembiayaan berjaminan (refinancing) kendaraan roda empat menjadi kontributor utama pembiayaan baru BFIN. Setidaknya 58,3% dari total akumulasinya berasal dari pembiayaan tersebut.
Pertumbuhan nilai tersebut berkontribusi terhadap peningkatan nilai total pembiayaan bersih dari Rp17,5 triliun menjadi Rp20,5 triliun atau naik 16,9% yoy, yang secara keseluruhan turut mendorong kenaikan nilai aset dari Rp20,0 triliun menjadi Rp24,2 triliun atau naik 20,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari sisi top line, BFIN membukukan total pendapatan sebesar Rp4,47 triliun per September 2023. Capaian ini naik 23,9% yoy dari sebelumnya Rp 3.6 triliun. Namun jumlah beban BFIN ikut terkerek ke Rp 3.31 triliun.
Dengan begitu, laba periode berjalan yang bisa diatribusikan ke entitas induk dilaporkan sebesar Rp 1.17 triliun, sedikit menurun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun.
Melalui keterangan resmi, Sudjono, Direktur Keuangan BFI Finance mengatakan, portofolio produk masih didominasi oleh pembiayaan dengan agunan kendaraan bermotor sebesar 65,1%, yang kemudian secara berturut-turut disusul oleh pembiayaan dengan jaminan invoice alat berat dan mesin sebesar 14,3%, jaminan sertifikat rumah/ruko sebesar 4,2%.
Selain itu, ada pula pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru dengan komposisi pembiayaannya sebanyak 12,8%, dan pembiayaan berbasis akad syariah dan lainnya yang menempati porsi 3,6%.
BFI Finance juga telah mengucurkan pembiayaan modal usaha untuk konsumen senilai Rp8,8 triliun atau setara dengan 60,9% dari keseluruhan total pembiayaan baru hingga September. Sisanya adalah untuk pembiayaan multiguna sebesar 21,3%, pembiayaan investasi bagi konsumen pelaku usaha sebanyak 15,8%, dan pembiayaan syariah 2,0%. Terakhir, ada pembiayaan untuk pembelian kendaraan roda dua listrik
“Kami terus menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir tahun dengan berbagai inisiatif, di antaranya tetap fokus pada valuasi yang tepat, penyediaan solusi pembiayaan bersifat customer centric sesuai kebutuhan masing-masing segmen pasar lewat dukungan teknologi informasi, serta proses kredit yang benar,” kata Sudjono tertulis, dikutip Kamis, (26/10/2023).
Sembari terus menjaga kondisi likuiditas dan rentabilitas di tingkat yang aman, BFI Finance tetap memastikan diri untuk menjaga rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) berada di bawah rata-rata industri sebagaimana tren sebelumnya. NPF bruto Perusahaan per September 2023 tercatat 2,02% sementara NPF neto berada di level 0,36%.
“Dengan adanya disrupsi operasional pada akhir semester pertama kemarin, kami mengetatkan penyaluran pembiayaan baru serta berbenah di segala lini, contohnya menjaga kualitas pembiayaan untuk mencapai level optimal serta peningkatan infrastruktur keamanan digital,” ujar Sudjono.
Sampai dengan kuartal ketiga ini, net gearing ratio BFI Finance tercatat sebesar 1,2 kali, masih di bawah batas maksimum yang ditetapkan regulator untuk perusahaan pembiayaan, yakni sebesar 10 kali. Persentase Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) terpantau masing-masing berada di level 8,0% dan 17,1%.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Kredit BNI Capai Rp 651 T di Semester I-2023, Naik 4,9%
(fsd/fsd)
Quoted From Many Source