6 Saham ini Biang Kerok Bikin IHSG Ambles Hingga 1,61%

Berita24 Dilihat

Jakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau ambles lebih dari 1% pada perdagangan sesi I Kamis (26/10/2023), di tengah memburuknya sentimen pasar global setelah adanya indikasi bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) masih cukup kuat di kuartal III-2023.

Per pukul 10:49 WIB, IHSG ambles 1,61% ke posisi 6.724,52. IHSG kembali terkoreksi ke level psikologis 6.700 pada sesi I hari ini.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitaran Rp 4,1 triliun dengan melibatkan 8 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 583.362 kali. Sebanyak 140 saham terapresiasi, 378 saham terdepresiasi dan 177 saham stagnan.

Beberapa sektor menjadi pemberat IHSG pada hari ini, seperti sektor teknologi yang mencapai 1,98%, kemudian sektor keuangan sebesar 1,67%, sektor energi sebesar 1,57%, dan sektor bahan baku sebesar 1,33%.

Selain itu, beberapa saham juga memperberat IHSG pada sesi I hari ini. Berikut saham-saham yang menjadi laggard IHSG pada sesi I hari ini.










Emiten Kode Saham Indeks Poin Harga Terakhir Perubahan Harga
Bank Rakyat Indonesia (Persero) BBRI -17,02 4.970 -3,96%
Telkom Indonesia (Persero) TLKM -9,58 3.520 -2,22%
Bank Mandiri (Persero) BMRI -8,96 5.725 -2,14%
Bayan Resources BYAN -5,75 18.900 -1,82%
Bank Central Asia BBCA -5,30 8.800 -0,85%
GoTo Gojek Tokopedia GOTO -4,11 58 -3,33%

Sumber: Refinitiv & RTI

Saham raksasa perbankan dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di Bursa Efek Indonesia yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi pemberat terbesar IHSG pada sesi I hari ini yakni mencapai 17 indeks poin.

IHSG ambles mengikuti pergerakan pasar saham global yang juga ambles pada hari ini dan kemarin. Sentimen pasar global kembali memburuk setelah adanya indikasi bahwa perekonomian Amerika Serikat (AS) semakin kuat dan membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) cenderung mempertahankan kebijakan hawkish-nya.

Pasar global berekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal-III 2023 (quarter-on-quarter/qoq adv) menjadi 4,3% qoq dibandingkan kuartal-II yang sebesar 2,1%.

Ekonomi AS yang masih kuat didukung dengan pertumbuhan ekonomi kuartal nya yang berpotensi meningkat, akan memberikan tekanan terhadap rupiah karena investor melihat ekonomi AS saat ini sedang ketat dan panas.

Hal ini dapat membuat The Fed akan masih bersikap hawkish dalam waktu yang lebih lama karena ekonomi AS masih cukup kuat.

“The Fed mengambil langkah dengan hati-hati dan para pembuat kebijakan akan membuat keputusan mengenai sejauh mana kebijakan tambahan akan diperkuat dan berapa lama kebijakan akan tetap bersifat restriktif berdasarkan totalitas data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko, kata Ketua The Fed, Jerome Powell di Economic Klub New York.

Powell menambahkan bahwa kebijakan ketat memberikan tekanan pada aktivitas ekonomi dan inflasi. Namun, bukti tambahan mengenai pertumbuhan yang terus-menerus berada di atas tren, atau bahwa pengetatan pasar tenaga kerja tidak lagi berkurang, dapat menempatkan kemajuan inflasi lebih lanjut dalam risiko dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.

Powell juga mencatat bahwa inflasi masih terlalu tinggi dan bahwa pengembalian berkelanjutan ke sasaran inflasi 2% kemungkinan memerlukan periode pertumbuhan di bawah tren dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah.

The Fed mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 5,25%-5,5% pada pertemuan September 2023.

Sementara para pelaku pasar melihat The Fed masih akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 1 November mendatang. Menurut perangkat Fedwatch, Pasar meyakini 97,5% The Fed tetap mempertahankan suku bunga.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Awal Pekan IHSG Merana, 7 Saham Ini Jadi Biang Keroknya

(chd/chd)


Quoted From Many Source

Baca Juga  3 Fakta dan Data Penonton Laga Arema FC Makin Sepi di BRI Liga 1 Musim 2023-2024, Kenapa Semua Ini Bisa Terjadi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *